Pekan ke-1 Muqaddimah Ke-2 | Kajian Kelas Ust Firanda Silsilah Amalan Hati
Audio Bisa Diputar Disini :
Muqaddimah Penuntut 'Ilmu #2
Hendaknya meluruskan niat menuntut 'ilmu hanya karna Allah Ta'ala, karena hal ini sangatlah penting dan mempunyai pengaruh besar dalam gerak langkah kita, kalau niat kita benar maka InsyaaAllaah akan dimudahkan oleh Allah Ta'ala dan kalau niat kita salah maka akan sulit bagi kita untuk menempuh jalan untuk menuntut 'ilmu, kalaupun kita berhasil untuk menuntut 'ilmu tetapi niat nya salah, maka tidak berkah oleh karenanya Ibnu Qayim Rahimahullah mengatakan :
"Siapa yang menuntut 'ilmu, dan 'ilmu tersebut tidak menambah ketaqwa'an nya, dan ke sholehan nya, berarti naitnya ter-kontaminasi ada maslah dengan niat nya".
olehkarenanya perlu kita perbaiki niat kita untuk menuntut 'ilmu.
Yang pertama adalah kita ikhlash menuntut 'ilmu karna Allah Ta'ala, kita menuntut 'ilmu bukan untuk bangga bangga'an, bangga bangga'an masuk dalan Grup UFA, dan hal ini bukan suatu hal yang untuk dibangga banggakan, mari kita sama sama untuk bekerja sama, baik ust Firanda sebagai pemateri maupun kita yang sebagai Tholabul 'Ilm (penuntut ilmu), agar kita sama sama bisa masuk kedalam surga, bukan hal untuk dibangga banggakan bahwasanya jumlah grup nya banyak atau yang lain nya, niat kita kita perbaiki, yaitu menuntut 'ilmu karena Allah Ta'ala, bukan untuk meraih pujian atau sanjungan dari manusia.
Yang kedua diantara yang perlu kita perhatikan masalah niat, yaitu kita niatkan menuntut untuk diamalkan ini sangat penting, karena sebagian orang menuntut 'ilmu hanya untuk menambah wawasan, apalagi dalam rangka untuk bisa berdiskusi dan berdebat agar orang mengakui dia menuntut'ilmu, dan ini adalah niat niat yang salah, menuntut 'ilmu adalah untuk di'amalkan bahkan sebagian ulama menyatakan bahwa 'ilmu itu baru dikatakan berfaidah jika membuahkan hasil, hasilnya adalah pengamalan dari 'ilmu itu sendiri, maka dikatakan buat apa pohon tanpa buah ?, pohon itu ditunggu melainkan buah nya, maka sama hal nya dengan 'ilmu, yang dibutuhkan adalah pengamalan nya.
Pengamalan nya bisa dalam 2 hal yaitu pengamalan hati yaitu aqidah yang benar dan pengamalan amalan jawarih atau anggota badan dengan ibadah, maka ;'ilmu harus ada buktinya, karnanya tatkala kita belajar niatkan menuntut 'ilmu karna Allah Ta'ala.
Dahulu para sahabat, mereka mempelajari surat Al-Baqarah dengan perlahan, kenapa ?, karena disertai dengan pengamalan dari isi surah Al-Baqarah tersebut, olehkarena itu jika seseorang sudah hafal surah tersebut, berarti dia sudah banyak amalan nya, maka Pemateri berharap bahwa kita tidak hanya cerdas dalam menangkap 'ilmu tetapi kita juga cerdas dalam menerapkan 'ilmu, sebagaimana perkataan Nabi ﷺ:
وَالقُرْاَنُ حُجَّةٌ لَكَ أَوْ عَلَيْكَ
“Al Qur’an itu bisa menjadi pembelamu atau musuh bagimu.” (HR. Muslim no. 223)
Yaitu jikalau Al-Qur'an kita amalkan akan menjadi pembela bagi kita, tetapi jika tidak kita amalkan maka akan menjadi bumerang bagi kita sendiri yang akan menyerang kita pada hari kiamat kelak nanti.
Dan diantara niat yang harus diperhatikan ialah, kita menuntut 'ilmu untuk mengangkat kejahilan (kebodohan) dari diri kita dan dari orang lain, sebagaimana imam Ahmad pernah ditanya tentang 'ilmu, imam Ahmad rahimahullah berkata :
العِلْمُ لَا يَعْدِلُهُ شَيْءٌ لِمَنْ صَحَّتْ نِيَّتُهُ
“ Ilmu itu tidak dapat ditandingi oleh amal apa pun bagi orang yang benar niatnya.”
Ada yang bertanya, “Bagaimana niat yang benar itu?”
Beliau menjawab:
يَنْوِي رَفْعَ الْجَهْلِ عَنْ نَفْسِهِ وَعَنْ غَيْرِهِ
“Seorang meniatkan untuk menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.”
Sebenarnya kita lahir dalam kejahilan (kebodohan), maka dari itu kita angkat kejahilan (kebodohan) kita sedikit demi sedikit, dan juga meniatkan mengangkat kejahilan dari orang lain, dan ini tentunya sangat penting bagi para da'i, mereka menuntut 'ilmu dalam rangka berniat dalam mengangkat kejahilan (kebodohan) dari masyarakat.
Dan juga seperti antum dan antunna, paling tidak berniat "kalau saya punya 'ilmu maka saya akan mengajarkan kepada orang terdekat saya, kepada istri kepada suami kepada anak" paling tidak adalah orang terdekat kita.
Jadi kita menuntut 'ilmu bukan untuk menjadikan diri kita tinggi atau pusat perhatian, sebagaimana sabda Nabi ﷺ :
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ لِيُبَاهِيَ بِهِ الْعُلَمَاءَ وَيُجَارِيَ بِهِ السُّفَهَاءَ وَيَصْرِفَ بِهِ وُجُوهَ النَّاسِ إِلَيْهِ أَدْخَلَهُ اللَّهُ جَهَنَّمَ
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa mempelajari ilmu untuk mendebat ulama, merendahkan orang-orang bodoh serta memalingkan perhatian manusia kepadanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam jahannam." (HR Sunan Ibn Majah)
Tapi kita menuntut 'ilmu karena ingin mengangkat kebodohan sedikit demi sedikit pada diri kita dan pada diri orang lain atau orang orang disekitar kita, jadi kita harus semangat dalam menuntut 'ilmu, sebagaimana nabi Musa 'alaihissalam ingin menuntut 'ilmu dia rela berjalan menuntut 'ilmu meskipun harus menempuh berkilo kilo bahkan puluhan tahun, untuk bertemu nabi Khidr untuk tujuan menuntut 'ilmu darinya.
Pertemuan Sebelumnya : Muqaddimah Pertama
Pertemuan Berikutnya : Materi 1 | Urgensi Mempelajari Amalan Hati
Tambahan dari penulis :
Mudahan kita semua bisa menjaga niat kita agar tidak mencari sanjungan dari manusia dan tetap melurusan menuntut 'ilmu dengan ikhlash dan berharap pahala dari Allah Ta'ala, disamping itu kita harus juga tetap semangat dalam menuntut 'ilmu karena pada artikel sebelumnya kita membahas bahwa menuntut 'ilmu adalah jalan termudah untuk masuk kedalam surga.
semoga bermanfaat untuk dirisaya pribadi dan kita semua, wallahu a'lam.
Sumber Pendukung :
https://carihadis.com/
https://islami.co/ini-yang-akan-terjadi-jika-kita-salah-niat-dalam-belajar/
https://rumaysho.com/3182-al-quran-menjadi-pembela-ataukah-musuhmu.html
https://muslim.or.id/55902-menuntut-ilmu-untuk-menghilangkan-kebodohan.html
https://www.islampos.com/cara-singkat-tulis-shallallahu-alaihi-wa-sallam-%EF%B7%BA-di-microsoft-word-ini-dia-143713/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar