JIBRIL'S QUESTIONS - Kitab Hadist Al-Arba'in - #Pertemuan 3

 JIBRIL’S QUESTIONS

Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary حَفِظَهُ اللهُ تعالى

ITB2020 MENGAJI

Jum’at, 12 Rabiul ‘Awwal 1442 H⁣


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته


Khutbatul Haajah

إن الحمد لله، نحمده، ونستعينه، ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا، ومن سيِّئات أعمالنا، من يهده الله؛ فلا مُضِلَّ له، ومن يضلل؛ فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله.


{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إلَّا وَأَنتُم مُسْلِمُونَ} [آل عمران: ١٠٢]


{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكَمْ رَقِيبًا} [النساء: ١١]


{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا. يُصْلحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَههُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيماً} [الأحزاب: ٧٠ – ٧١]


فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَللَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.أَمَّا بَعْدُ.


Doa-doa dalam menuntut ilmu :

اَللَّهُمَّ إِنَّا نسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلا

“Ya Allah, sungguh kami memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima”


‎اللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِمَا عَلَّمْتَنا, وَعَلِّمْنا مَايَنْفَعُنا, وَ زِدْنا عِلْمًا

“Ya Allah, berilah manfaat kepada kami dengan apa-apa yang Engkau ajarkan kepada kami, dan ajarkanlah kami apa-apa yang bermanfaat bagi kami, Dan tambahkanlah ilmu kepada kami.”


اللَّهُمَّ إِنّا نعُوذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ، وَمِنْ قَلْبٍ لَا يَخْشَعُ، وَمِنْ نَفْسسٍ لَا تَشْبَعُ، وَمِنْ دُعَاءٍ لَا يُسْمَعُ

 kami berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, dari hati yang tidak khusyu’, dari jiwa yang tidak merasa puas, dan dari doa yang tidak didengar (tidak dikabulkan).”

Pertemuan yang kedua masih membicarakan hadits yang pertama:


🕋 Hadits 2 (الحديث الثاني)


عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَيْضاً قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوْسٌ عِنْدَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْننَا رَجُلٌ شَدِيْدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ شَدِيْدُ سَوَادِ الشَّعْرِ، لاَ يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ، وَلاَ يَعْرِفُهُ مِنَّا أأَحَدٌ، حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ وَقَالَ: يَا مُحَمَّد أَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِسْلاَمِ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : اْلإِسِلاَمُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَتُقِيْمَ الصَّلاَةَ وَتُؤْتِيَ الزَّكاَةَ وَتَصُوْمَ رَمَضَانَ وَتَحُجَّ الْبَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً قَالَ : صَدَقْتَ، فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ، قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِيْمَانِ قَالَ : أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ. قَالَ صَدَقْتَ، قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنِ اْلإِحْسَانِ، قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ . قَالَ: فَأَخْبِرْنِي عَنِ السَّاعَةِ، قَالَ: مَا الْمَسْؤُوْلُ عَنْهَا بِأَعْلَمَ مِنَ السَّائِلِ. قَالَ فَأَخْبِرْنِي عَنْ أَمَارَاتِهَا، قَالَ أَنْ تَلِدَ اْلأَمَةُ رَبَّتَهَا وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْععَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُوْنَ فِي الْبُنْيَانِ، ثُمَّ انْطَلَقَ فَلَبِثْتُ مَلِيًّا، ثُمَّ قَالَ : يَا عُمَرَ أَتَدْرِي مَنِ السَّائِلِ ؟ قُلْتُ : اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمَ . قَالَ فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتـَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ .

[رواه مسلم]


Dari Umar radhiallahuanhu juga dia berkata: Ketika kami duduk-duduk disisi Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam suatu hari tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya bekas-bekas perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada lututnya (Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam) seraya berkata: “Ya Muhammad, beritahukan aku tentang Islam?”, maka bersabdalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam: “Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) selain Allah, dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji jika mampu“, kemudian dia berkata:“anda benar.” Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi: “Beritahukan aku tentang Iman.” Lalu beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk“, kemudian dia berkata: “anda benar”. Kemudian dia berkata lagi: “Beritahukan aku tentang ihsan.” Lalu beliau bersabda: “Ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka Dia melihat engkau.” Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari kiamat (kapan kejadiannya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari yang bertanya“. Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya“, beliau bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian) berlomba-lomba meninggikan bangunannya“, kemudian orang itu berlalu dan aku berdiam sebentar. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya: “Tahukah engkau siapa yang bertanya?” Aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Beliau bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian.” (Riwayat Muslim)


🕋 Penjelasan redaksi Hadits:

☑️ Menggunakan kata أيضا (artinya juga) karena sama dengan Hadits pertama diriwayatkan oleh Amiirul Mu’miniin Umar bin Al-Khaththaab رضي الله عنه.

☑️ Nabi ﷺ mengartikan Islam sebagai amalan lahiriyyah

☑️ Terjemahan kalimat syahadat lebih baik ditambahi: “Tidak ada Ilah (Tuhan yang disembah) yang haq selain Allah”. Alasannya karena orang kafir menyembah tuhan-tuhan yang tidak berhak untuk disembah (sembahan yang bathil). Dalilnya Surat Al-Hajj ayat 62.

☑️ Apabila ada yang menerjemahkan: “Tiada pencipta selain Allah”. Terjemahan ini kurang sempurna karena orang kafir pun meyakini tidak ada pencipta selain Allah ﷻ. Dalil-dalilnya: Surat Al-‘Ankabut ayat 61 & 63, Surat Luqman ayat 25, Surat Az-Zumaar ayat 38, Surat Az-Zhukhruf ayat 9.

☑️ Ketika ditanya tentang Iman, Nabi ﷺ menjawab dengan amalan hati/batin/keyakinan.

☑️ Tidak ada yang mengetahui te ntang hari kiamat tidak pula Jibril عليه السلام bahkan Rasulullah ﷺ. Dalilnya Surat Luqman ayat 34. Hal ini adalah nasihat bagi pendakwah yang terlalu berani berbicara tentang hari kiamat selain yang datang dari Nabi ﷺ.


🕋 Faedah Hadits:

1️⃣ Dinamakan Hadits Jibril karena yang bertanya adalah Malaikat Jibril عليه السلام

2️⃣ Imam Muslim menyendiri dalam meriwayatkan hadits ini dari Abdullah ibn ‘Umar رضي الله عنهما.

Hadits ini juga mutafaqqun ‘alaih namun dari jalan Abu Hurairah رضي الله عنه

3️⃣ Hadits pertama dalam kitab Arba’in Nawawi (Hadits Niat) adalah hadits pertama di kitab Shahih Bukhari, hadits kedua (Hadits Jibril) adalah hadits kedua di Shahih Bukhari, dan merupakan hadits pertama di kitab Shahih Muslim. Cara pengurutan ini banyak diikuti ulama lain salah satunya Imam Baghawi رحمه الله.

4️⃣ Hadits Jibril adalah hadits pertama Kitabul Iman di dalam Shahih Muslim. Di hadits ini terdapat kisah:

“Dari Yahya bin Ya’mar, beliau mengatakan, “Orang yang pertama kali berbicara masalah takdir di Bashrah adalah Ma’bad Al Juhani. Aku dan Humaid bin ‘Abdirrahman kemudian pergi berhaji –atau ‘umrah- dan kami mengatakan, “Seandainya kita bertemu salah seorang sahabat Rasulullah ﷺ, kita akan mengadukan pendapat mereka tentang takdir tersebut”

Kami pun bertemu dengan Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma yang sedang memasuki masjid. Lalu kami menggandeng beliau, satu dari sisi kanan dan satu dari sisi kiri. Aku menyangka sahabatku menyerahkan pembicaraan kepadaku sehingga akupun berkata kepada Ibnu ‘Umar, “Wahai Abu ‘Abdirrahman (kunyah Ibnu ‘Umar), sungguh di daerah kami ada sekelompok orang yang berpandangan takdir itu tidak ada, dan segala sesuatu itu baru ada ketika terjadinya (tidak tertulis di catatan takdir dan tidak pula diketahui oleh Allah ﷻ sebelumnya).

Maka Ibnu ‘Umar berkomentar, “Kalau kamu bertemu dengan mereka, beritahukan mereka bahwa aku berlepas diri dari mereka dan mereka berlepas diri dariku! Demi Dzat yang Ibnu ‘Umar bersumpah dengan-Nya (Demi Allah), seandainya mereka memiliki emas sebanyak gunung Uhud lantas menginfaqkannya, niscaya Allah tidak akan menerima infaq mereka tersebut sampai mereka mau beriman kepada takdir” (HR. Muslim)

➡️Kemudian Ibnu ‘Umar رضي الله عنهما meriwayatkan Hadits Jibril ini.

5️⃣ Qadariyyah terbagi 2:

  • 1. Qadariyyah lama adalah orang-orang yang mengingkari ilmu pengetahuan Allah ﷻ terhadap takdir-takdir makhluk. Jenis ini dikafirkan para ulama dan ini yang dimaksud dalam Hadits.
  • 2. Qadariyyah baru adalah orang-orang yang mengingkari andil atau kuasa Allah ﷻ terhadap dirinya/perbuatannya.

6️⃣ Setelah bid’ah khawarij, bid’ah Qadariyyah adalah bid’ah yang paling pertama muncul dalam Islam.

7️⃣ Para Tabi’in bertanya kepada para Shahabat. Begitulah Umat Islam bertanya, dalilnya adalah Surat Al-Anbiyaa ayat 7 & Surat An-Nahl ayat 43.

8️⃣ Buruknya bid’ah qadariyyah, terlihat dengan penolakan keras dari Abdullah ibn Umar dan Allah ﷻ tidak menerima amalannya sampai mereka beriman dengan takdir.

9️⃣ Ulama hendaknya menjawab pertanyaan/berfatwa dengan dalil.

🔟 Para Malaikat bisa merubah bentuknya menjadi manusia dengan izin Allah ﷻ.


1️⃣1️⃣ Adab dalam menuntu ilmu:

1. Mendekat kepada orang yang kita tuntut ilmunya.

2. Berpenampilan yang baik saat menuntut ilmu agama.


1️⃣2️⃣ Hadits ini membuahkan kaidah:

المتسبب كالمباشر

yang menjadi sebab maka dia seperti pelaku langsung.

Dengan bertanya, maka Jibril عليه السلام menjadi penyebab para Shahabat belajar Islam, maka kata Nabi ﷺ “…Dia adalah Jibril yang datang kepada kalian (bermaksud) mengajarkan agama kalian.”


1️⃣3️⃣ Kata Islam dan kata Iman jika dikumpulkan dalam sesuatu maka memiliki makna yang berbeda; Islam untuk amalan lahir, Iman untuk amalan batin. Namun jika disebut bersendirian maka kata Islam dan Iman adalah sama-sama mencakup dua makna (amalan lahir dan batin).

➡️contoh lain dalam kata fakir & miskin, kata albirr & attaqwaa.


🕋 Sesi Pertanyaan:


1. Apakah perbedaan tingkat Islam, Iman, dan Ihsan, dan perbedaannya dengan tingkatan Islam yang dianut orang Sufiyyah.

✒️Jawab: Islam, Iman, dan Ihsan adalah tingkatan dalam agama. Islam adalah amalan lahir, Iman adalah batin, dan Ihsan adalah meyakini Allah ﷻ melihat kira saat sedang beribadah.

Orang tasawwuf membuat tingkatan lain pada abad ke 4 H, populer di abad ke 6 dan 7 H: bahwa ada syari’at (mengerjakan syariat Islam), tariqat (meniti jalan), ma’rifat (mengenal Allah ﷻ), hakikat (mengetahui Allah ﷻ).

Istilah ini baru dan tidak diperlukan dalam Agama Islam, karena ia adalah buatan manusia yang akhirnya nanti akan menceraiberaikan kaum muslimin dari syari’at Nabi ﷺ. Dalam mencapai ma’rifat mereka melakukan ritual-ritual yang kadang bertentangan dengan syari’at.

Mengenal Allah ﷻ yang benar adalah dengan melihat makhluk-makhluknya dan tanda-tanda kekuasaan-Nya.


2. Apakah Rasulullah ﷺ belum pernah mengajarkan tentang Islam, Iman, dan Ihsan sebelum Hadits Jibril? Dan apakah para Shahabat langsung mengerti?

✒️Jawab:

➡️Nabi ﷺ secara parsial sudah mengajarkan Islam kepada para Shahabat sebelum datangnya Jibril عليه السلام. Tetapi penyebutan Islam, Iman, dan Ihsan dalam satu tempat kecuali dalam Hadits Jibril عليه السلام.

Apabila surat Al-Fatihah adalah Ummul Quran, maka Hadits Jibril adalah Ummussunnah.

Imam Qurtubi رحمه الله berkata Hadits Jibril adalah Ummus Sunnah karena di dalamnya mencakup hal-hal dalam ibadah dan syari’at Islam yang dibawa Nabi ﷺ.

➡️Agama Islam itu mudah, tidak ada yang mempersulit kecuali akan dikembalikan Agama Islam kepada kemudahan. Maka berdasarkan ini penjelasan Rasulullah ﷺ mudah dipahami para Shahabat.


3. Bagaimana seorang muslim yang belum bisa mengamalkan Ihsan?

✒️Jawab: Seorang yang mengamalkan Islam dan Islam adalah saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Adapun Ihsan, adalah tingkatan yang paling tinggi melengkapi Islam dan Iman seseorang, yang apabila tidak ada maka Islam seseorang akan hambar hanya sekedar amal tanpa kelezatan dalam beribadah. Dia tetap muslim dan mu’min namun kelezatannya berkurang.


4. Bagaimana dengan perkataan “jangan terlalu dalam berbicara tentang takdir”? Bagaiman menjawab syubhat orang kafir: Dimana kebebasan hamba jika semua sudah ditakdirkan?

✒️Jawab:

➡️Abdullah ibn Abbas رضي الله عنه berkata:

القدر سر الله

“Takdir adalah rahasia Allah”

Maka yang tidak boleh dibicarakan terlalu dalam adalah Hal Ghaib contohnya si fulan ahli surga, si fulan neraka, kemudian ramalan, dst.

➡️Dalam bahasa aqidah, apakah manusia itu mukhayyar (memiliki pilihan) atau musayyar (dipilihkan/dipaksakan Allah ﷻ). Maka jawabannya manusia muqayyar dari satu sisi dan musayyar dari sisi lainnya. Manusia memiliki pilihan (muqayyar), namun pilihan tersebut tergantung kepada kehendak dan kuasa Allah ﷻ (musayyar).

Syubhat lebih parah adalah: kalau begitu maka manusia yang melakukan dosa bahkan kafir tidak bersalah karena itu adalah takdir Allah ﷻ dan dia adalah musayyar?

Jawabannya adalah tetap bersalah karena Allah ﷻ telah memberikan petunjuk dan mengutus Rasulullah ﷺ. Kemudian darimana dia tahu bahwa melakukan perbuatan dosa adalah takdirnya? Bukankah bila dia melakukan ketaatan maka ketaatan menjadi takdirnya?

Rasulullah ﷺ bersabda: “Beramallah, karena setiap orang akan dimudahkan sesuai dengan apa yang ditakdirkan untuknya…”


5. Apakah mengucap “Ah, cuma kebetulan” dilarang?

✒️Jawab: Tergantung dari apa yang ia yakini. Namun, lebih baik diganti dengan: “Alhamdulillah, Allah telah mentakdirkan.”


و الله تعالى أعلم بالصواب


🕋 Nasehat dari Ustadz:

Terkait penghinaan terhadap Rasulullah ﷺ:


☑️ Aqidah kita adalah:

➡️Siapapun yang menghina Rasulullah ﷺ maka dia akan celaka di dunia dan akhirat

➡️Allah ﷻ sudah menjamin dan menjaga kemuliaan Rasulullah ﷺ

➡️Penyebutan nama Rasulullah ﷺ sudah ditinggikan oleh Allah ﷻ


☑️ Sikap kita:

➡️Boleh mendoakan agar yang menghina Rasulullah ﷺ mendapatkan laknat secara umum. Adapun bila secara individu maka doa laknat ditambahkan “kecuali dia mau bertaubat”

➡️Wajib membela Rasulullah ﷺ dengan yang kita miliki asalkan tidak melanggar syari’at.

➡️Saatnya kita menyebarkan kemuliaan dan akhlak Nabi ﷺ.

➡️Instrospeksi diri apakah sudah mengikuti sunnah Nabi ﷺ

➡️Perbanyak shalawat kepada Rasulullah ﷺ

☑️ Apabila pemerintah mewajibkan memboikot maka wajib kita ikut memboikot. Apabila tidak diwajibkan pemerintah maka tidak wajib juga, kecuali ingin memboikot secara individu semoga berpahala jihad di jalan Allah ﷻ.


و الله تعالى أعلم بالصواب


Doa Kafaratul majelis

‎سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته


✅Follow | 👍Like | 📌Subscribe | ⤴️Share

🎥 Youtube: youtube.com/c/itb2020mengaji

📸 Instagram: instagram.com/itb2020mengaji

📩 Telegram: t.me/itb2020mengaji

🎙️ Twitter: twitter.com/itb2020mengaji

💻 Facebook: facebook.com/itb2020mengaji

🔊 Soundcloud: soundcloud.com/itb2020mengaji

Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

🔴 LIVE STREAMING RADIO RODJA

KAJIAN SINGKAT MEMOTIVASI

Recent Posts

Popular Posts

Pengelola Blog Abu Abdurrahman. Diberdayakan oleh Blogger.